PENGUMUMAN

HARAP MAAF.. LAMAN INI SEDANG DIUBAISUAI..

Sunday, June 14, 2009

Riwayat Suhaib bin Sinan


Suhaib bin Sinan adalah seorang pemuda yang miskin. Ia hidup sangat sederhana. Ayahnya seorang pegawai di kerajaan Iran Mosoul yang bernama Sinan. Berbeda dengan sahabat-sahabat yang lain. Sungguhpun demikian, Suhaib dalam mencari kebenaran tidak ketinggalan. Beliau telah memeluk Islam.

Sewaktu berkecamuk perang antara Persia dan Bizantium, Suhaib masih muda belia. Ia ditawan oleh musuh dan dijadikan budak. Kemudian, beliau tinggal di Suriah. Lalu, ia tidak bisa lagi berbahasa Persia (bahasa ibunya). Karena itu, ditambahi nama di belakang namanya kata ar-rumi. Akhirnya ia dijual kepada Ibnu Jadan, salah seorang yang kaya raya di kota Mekah.

Pada permulaan agama Islam berkembang di kota Mekah, Suhaib sudah berada di kota tersebut. Beliau merasa terpanggil dengan ajaran Islam. Pada masa permulaan, kegiatan yang berkaitan dengan orang Islam dipusatkan di salah satu tempat, yaitu di Bukit Shafa (rumah Abi Arqam). Di tempat inilah, Suhaib mengucapkan ikrar menjadi seorang muslim sejati dan mendapat pelajaran dari Rasulullah saw. Kesetiaannya kepada Nabi saw. tidak mengenal batas, baik dalam keadaan perang, situasi krisis, atau dalam keadaan damai.

Dalam menjalankan perintah Allah SWT, pada mulanya Suhaib menjalankannya dengan diam-diam. Banyak tantangan orang-orang musyrikin kota Mekah. Mereka benci kepada Suhaib karena telah beriman. Walaupun demikian, beliau tetap tabah dan sabar. Tidak ada seorang pun yang mampu menggoyahkannya. Keterampilan dan kepandaian Suhaib pun sangat mengagumkan, misalnya dalam hal mempergunakan panahnya dalam perang.

Pada setiap perang, Suhaib menjaga keselamatan Rasulullah saw. dan berani mengorbankan jiwa dan raganya demi membela Rasulullah saw. Ketinggian peribadi Suhaib bin Sinan terlihat ketika akan hijrah ke Madinah. Penduduk kota Mekah tidak membolehkan Suhaib ikut serta hijrah. Karena, dulu ia datang ke kota Mekah dalam keadaan miskin, maka sekarang sudah kaya mau ikut hijrah. Tetapi, Suhaib dengan ikhlas hati menyerahkan harta kekayaannya untuk ditinggalkan ke kota Madinah.

Akhirnya, Suhaib dalam hijrah itu hanyalah membawa sehelai baju dan sehelai celana. Belaiu menjumpai Rasulullah saw. di Quba beserta golongan Ali bin Abi Thalib. Dengan peribadi dan tingkah lakunya itulah, dia terpandang dalam masyarakat, baik pada zaman Rasulullah saw. maupun sesudah wafatnya. Suhaib bin Sinan wafat di kota Madinah pada bulan Syawwal tahun 38 H, dalam usia 73 tahun, dan dikebumikan di Baqi.

Sumber: 1001 Kisah-Kisah Nyata, Achmad Sunarto

No comments: